Limbah Elektronik di Indonesia: Mengkhawatirkan, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Jagoans, sudah tahu belum, kalau ternyata limbah elektronik atau e-waste terus meningkat dari tahun ke tahun lho! Berdasarkan laporan PBB, pada tahun 2021, total limbah elektronik yang dihasilkan di seluruh dunia bahkan mencapai 57,4 juta ton. Angka ini akan diperkirakan melonjak menjadi 74,7 juta ton pada tahun 2030.
Namun, hanya sebagian kecil, yaitu 17,4%, dari total e-waste tersebut yang mengalami proses daur ulang secara resmi. Sebagian besar limbah elektronik lainnya justru dibuang sembarangan ke tempat pembuangan sampah, dibakar, atau diperdagangkan secara ilegal.
Nah, oleh karena itu Jagoans, dengan meningkatnya jumlah limbah elektronik dari tahun ke tahun, penting bagi kita untuk memahami cara yang tepat dalam mengelola e-waste, agar dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan dapat diminimalisir, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret.
Yuk kita tingkatkan pengetahuan kita tentang apa itu limbah elektronik dan bagaimana cara mengatasinya dengan stay tuned di artikel berikut!
Apa Itu Limbah Elektronik?
Menurut EU Directive, limbah elektronik atau e-waste adalah limbah yang dihasilkan dari perangkat elektrik dan elektronik, termasuk semua komponen dan aksesori yang terpasang pada produk tersebut saat dibuang.
E-waste juga mengandung zat berbahaya seperti merkuri, timbal, dan kadmium yang dapat mencemari tanah, air, dan udara, serta membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Selain itu, proses pembakaran e-waste menghasilkan emisi gas rumah kaca yang turut menyumbang perubahan iklim.
Untuk melindungi lingkungan dan kesehatan kita, penting untuk menangani e-waste dengan benar.
Limbah Elektronik di Indonesia
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, total limbah elektronik di Indonesia mencapai 2 juta ton. Dari jumlah tersebut, pulau Jawa menyumbang sebagian besar, yaitu sekitar 56% dari total e-waste di seluruh Indonesia.
Dari total 2 juta ton limbah elektronik yang tercatat oleh KLHK pada tahun 2021, hanya sekitar 17,4% yang berhasil dikelola dengan baik. Sisanya masih tersimpan di rumah, dibuang ke tempat pembuangan sampah, atau bercampur dengan jenis sampah lainnya.
Di sisi lain, dilansir dari laporan Save the Children.id, hanya 10% dari limbah ini yang dikelola dengan benar dan memiliki izin resmi. Sisanya, yaitu 90%, dikelola oleh sektor informal, baik individu maupun kelompok yang tidak memiliki izin dan tidak terdaftar.
Limbah elektronik di Indonesia sendiri dikategorikan sebagai limbah berbahaya, sehingga membutuhkan izin khusus untuk pengelolaannya sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Cara Mengatasi Limbah Elektronik
Untuk mengelola sampah elektronik dengan bijak dan benar, Jagoans perlu memahami dengan baik pengelolaan sampah elektronik. Jagoans juga dapat memulai dengan memisahkan sampah elektronik dari jenis sampah lainnya dan kemudian menyalurkannya kepada pengelola sampah yang tepat.
Penanganan sampah elektronik atau e-waste memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan sampah biasa seperti organik, anorganik, atau kertas. Hal ini dikarenakan e-waste mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
Oleh karena itu, pengelolaan e-waste harus dilakukan dengan hati-hati, mengikuti prosedur yang tepat untuk memastikan bahan berbahaya tersebut tidak mencemari tanah, air, atau udara. Berikut beberapa langkah yang dapat Jagoans lakukan dalam mengatasi limbah elektronik :
- Memperpanjang umur perangkat elektronik.
- Menyalurkannya kepada pengelola sampah elektronik terpercaya.
- Memperbaiki perangkat elektronik yang mengalami kerusakan.
- Mendaur ulang perangkat elektronik yang sudah tidak digunakan.
- Membeli perangkat elektronik bekas.
- Mendukung perusahaan yang memproduksi perangkat elektronik yang mudah didaur ulang.
Membeli HP Bekas = Menolong Lingkungan
Membeli HP bekas menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan dari segi finansial, lingkungan, dan sosial. Dari sudut pandang finansial, membeli perangkat bekas sering kali jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan membeli yang baru. Jagoans dapat memperoleh smartphone dengan spesifikasi yang baik pada harga yang lebih rendah, sehingga dapat menghemat uang tanpa harus mengorbankan kualitas atau fitur smartphone.
Dari perspektif lingkungan, memilih HP bekas merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak produksi perangkat baru. Proses pembuatan perangkat elektronik baru memerlukan banyak sumber daya alam dan energi, serta menghasilkan limbah dan emisi yang dapat mencemari lingkungan.
Dengan menggunakan HP bekas, Jagoans juga turut berperan dalam mengurangi permintaan untuk produksi baru, yang pada gilirannya membantu mengurangi volume e-waste yang dihasilkan. Sebab, jiak E-waste tidak dikelola dengan baik, dapat mencemari tanah, air, dan udara dengan bahan kimia berbahaya yang berdampak negatif pada kesehatan manusia dan ekosistem lingkungan.
Selain keuntungan finansial dan lingkungan, membeli HP bekas juga memberikan dampak sosial yang positif. Dengan memilih perangkat bekas, Jagoans juga mendukung industri perbaikan dan refurbishing, yang sering kali melibatkan bisnis kecil dan membuka peluang pekerjaan. Hal ini tentunya berkontribusi pada perekonomian lokal dan membantu mempertahankan lapangan kerja di sektor tersebut.
Yuk Bantu Mengurangi E-Waste dengan Beli Gadget dan HP Bekas di Jagofon!
Gimana Jagoans? Setelah mengetahui dampak e-waste dan cara mengatasinya, sekarang saatnya untuk mengambil langkah nyata. Dengan memilih perangkat bekas, Jagoans tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga berkontribusi pada perlindungan lingkungan dan mendukung perekonomian.
Jangan ragu untuk melihat berbagai pilihan gadget dan HP bekas yang berkualitas di Jagofon. Jadikan pilihan ini sebagai bagian dari gaya hidup yang ramah lingkungan, ya Jagoans. Dengan bersama-sama, kita bisa membuat perubahan besar dan membantu menjaga bumi dari kerusakan akibat sampah elektronik.
Jagofon sendiri adalah marketplace pertama Indonesia yang menyediakan gadget dan HP bekas. Selain itu, kamu juga akan dapat full aksesoris sesuai box baru dan 100% semua produknya dijamin layak pakai karena kamu akan mendapat laporan tesnya juga.
Setiap produk sudah melalui serangkaian tes di 90+ titik fungsi HP yang membuat HP-nya 100% berfungsi seperti HP baru. Kapan lagi kamu beli HP atau gadget bekas bergaransi? Cuma Jagofon lah! Ada garansi 7 hari uang kembali, 30 hari gratis garansi mesin, dan 6 bulan garansi mesin dengan tambahan biaya.
Cukup checkout HP dan gadget impianmu di website Jagofon, tunggu produknya sampai depan rumahmu deh. Psst, gratis ongkir loh untuk Pulau Jawa! - Beli HP dan gadget bekas Jagofon nggak bikin repot, kita siap antar HP dan gadget impianmu sampai depan rumah.
Eits, tapi kalau mau ketemu kita juga bisa kok, ada metode COD khusus wilayah Jakarta dan Self-Pickup ke kantor Jagofon!